Lazio lebih mempunyai prestasi yang lebih dibanding tetangga sebelah. Persaingan itu terus berlangsung hingga kini. Pada awal musim ini (2015/2016) Sang Elang tengah bertengger di peringkat ketiga dibawah Fiorentina dan Internazionale dengan 6 pertandingan telah diselesaikan, dan menyisakan 32 pertandingan lagi. Dengan raihan 4 kali menang dan 2 kali kalah, Lazio harus terus berbenah agar tidak tersalip dan bisa menyalip agar berada di tiga besar secara konstan. Saya akan mencoba membahas tim ini.
Dengan komposisi pemain saat ini, kekuatan Lazio terletak pada "sayapnya". Kini Antonio Candreva, dan Felipe Anderson tidak sendiri, mereka mempunyai pelapis yang sepadan yaitu Ricardo Kishna, Keita Balde. Merekalah yang menjadi aktor dari gol-gol Lazio dan serangan Biancoceleste. Ditambah dengan adanya Sergej Milinkovic-Savic yang bertubuh besar dan mampu menjaga bola dengan baik. Ia merupakan gelandang masa depan. Di lini depan ketajaman Klose dan Djordjevic yang terganggu cidera kini punya pelapis Alessandro Matri yang memiliki karakter seperti Simone Inzaghi yang mampu menempatkan diri pada posisi yang bagus dan unggul fisik dibanding Simone.
Kendala Lazio ada pada lini tengah dan belakang. Di lini tengah ketika Lucas Biglia, Sang Kapten, cidera atau absen maka lini tengah Lazio akan mudah angin-anginan. Di berbagai pertandingan terlihat bahwa ketika Biglia absen lawan akan mudah bermain di depan para pemain belakang Lazio, lini tengah tak berkutik, tak mampu menyerobot bola, tak mampu merebut bola. Sehingga bek-bek Lazio bakal kewalahan jika dan mudah ditembus dengan mudah. Ditambah dengan kondisi bek kiri yang tidak begitu bagus, Radu mulai kehilangan kecepatan, brafheeid pun juga sudah dimakan umur. Dengan menempatkan kembali Senad Lulic di bek kiri merupakan pilihan yang tepat. Seringkali Lulic bermain optimal di posisi ini. Di posisi bek tengah, ketika Stefan de Vrij absen, adalah kondisi yang mengkhawaatirkan bagi para Laziale karena Mauricio begitu mudah mendapatkan kartu, Gentiletti yang belum kembali ke performa terbaiknya pasca cidera musim lalu, dan Wesley Hoedt yang masih muda dan dinilai belum cukup menghadapi lawan yang lincah dan cepat. Semoga bulan Januari bisa mendatangkan bek berkualitas. Dan diposisi kiper, Berisha tidak mampu melakukan penyelamatan yang fantastis, yang membuat Albania lolos ke Euro 2016. Ia terlihat tidak mampu berkomunikasi dengan para bek Lazio, seringkali ia membuat keputusan yang membuat ia kebobolan.
Menang, kalah, seri, bukan hal yang penting tapi kesetiaan adalah yang utama. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar