Selasa, 20 Oktober 2015

Desa Sumber Pakem

Desa ini adalah desa dimana saya ditempatkan untuk Kuliah Kerja Terpadu (KKT) pada tahun 2012. Banyak kisah, banyak pengalaman, banyak teman yang saya dapat dari KKT ini. Tidak terkecuali pemandangan alam yang masih alami, dimana Gunung Raung terlihat jelas ketika pagi hari. Desa ini memang termasuk desa yang letaknya dekat dengan kaki gunung Raung. Terletak di Kecamatan Sumber Jambe desa ini  memiliki banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan. Salah satunya adalah batik, kemudian kerajinan bambu (dupa), saya mugkin tidak akan bercerita banyak karena saya tidak pandai bercerita. Namun perkenankan saya untuk bercerita lewat poto yang saya abadikan.

Suasana halaman balai desa setelah hujan

Banner Kelompok 10 KKT Tahun 2012

Belalang sembah di halaman balai desa Sumber Pakem

Persawahan di depan balai desa

Jalanan di desa Sumber Pakem berlatar G. Raung

Penampakan pagar balai desa

PAUD "Durian 25" yang kami rintis bersama warga

Penampakan balai desa dari area persawahan

Pelangi di atas balai desa Sumber Pakem

Persawahan di depan balai desa dengan latar G. Raung

Sungai yang ada di desa Sumber Pakem

Salah satu hasil batik Sumber Pakem

Foto bersama siswa/i MA Baitul Azhar, Sumber Pakem

Foto bersama mahasiswa/i KKT Kecamatan Sumber Jambe bersama Camat Sumber Jambe

Korcam Sumber Jamber (kiri) dan Kordes Sumber Pakem di air terjun Rowosari
»»  Selengkapnya...

Keroposnya Lini Tengah Lazio (Analisa Sassuolo v Lazio 2 -1)

 
Dengan cideranya beberapa pilar penting Lazio, Sang Elang ibu kota gagal melanjtkan tren positif setelah ditekuk 2-1 oleh tuan rumah Sassuolo. Allenatore S. Pioli menerapkan 4-2-3-1 (Marchetti:Gk;,Df Basta, Mauricio, Gentiletti, Lulic, Mf:: Onazi, Cataldi, Candreva, Sergej, F. Anderson, St: Klose). Permainan Lazio di awal pertandingan terlihat kesulitan menembus pertahanan Sassuolo yang lebih memilih mengandalkan serangan balik, yang bisa jadi dikarenakan lini tengah yang ditinggal Biglia dan Parolo (karena cidera) tidak mampu menguasai dan mengontrol bola dengan baik. Dengan digantinya Onazi di awal babak kedua oleh Keita Balde membuat Sergej ditarik ke tengah. Dengan harapan suplai bola dari dari tengah mampu menerobos pertahanan Sassuolo. Namun hal itu tak terjadi, pressing ketat dari pemain Sassuolo membuat Cataldi maupun Sergej tak mampu berbuat banyak. Sehingga ketika Sassuolo menyerang balik, yang terjadi adalah pemain depan Sassuolo langsung berhadapan dengan bek Lazio. Gentiletti yang belum kembali ke performa terbaiknya pasca cidera membuat Laziale yang menyaksikan laga ini senam jantung. Terlihat bagaimana dengan mudahnya Sassuolo menyerang Lazio lewat serangan balik yang membahayakan gawang Marchetti. Pergantian Klose - Matri juga belum mampu menembus pertahanan ketat Sassuolo. Yang ada malah Lazio bermain dengan 10 pemain ketika Cataldi mendapat kartu kuning kedua.

Cuplikan di Youtube Sassuolo - Lazio

Lini tengah memang menjadi kunci keberhasilan Lazio bertengger di peringkat ke tiga musim lalu, Kehadiran Parolo dan Biglia sangat dibutuhkan. Namun seriring cidera ysng didapat keduanya saat jeda internasional membuat para pemain muda Lazio yang masih minim pengalaman harus tampil. Namun meski kalah, ada sisi positif yang bisa diambil, bahwa pemain muda macam Cataldi, Sergej mempunyai pengalaman yang berharga (jam terbangnya bertambah). Sergej yang memang lebih cocok ditempatkan di belakang striker mempunyai pengalaman untuk bermain di tengah. Begitu juga Cataldi yang masih terlihat belum tenang saat memegang bola, semoga dengan kekalahan ini para pemain mampu membuat hasil yang lebih baik di pertandingan berikutnya. Avanti Lazio


Tugas berat bagi Pioli ketika Lazio akan berhadapan dengan Rosenborg di Europa League, pemain tengah yang tersisa kini tinggal Onazi, Cataldi, Sergej, Ravel. Mungkin dengan mencoba memasang Ravel di line up perlu dilakukan agar kreatifitas di lini tengah kembali hidup. Karena Candera, Keita, Kishna, F. Anderson. Klose, Matri membutuhkan umpan-umpan dari "Pengganti Biglia".

»»  Selengkapnya...

Misteri Tujuh Air Terjun Rowosari

Jember merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang terluas ke-3, dengan luasnya daerah ini tidak sedikit pula destinasi wisata alam. Namun hingga kini tidak begitu banyak wisata alam yang terkelola dengan baik, sehingga wisata alamnya banyak yang masih bener-bener "alam". Salah satunya adalah wisata Air Terjun Rowosari, lokasi ini saya kunjungi saat sehari setelah pelepasan KKT (Kuliah Kerja Terpadu) di Desa Sumber Pakem Kecamatan Sumber Jambe Kabupaten Jember pada tahun 2012. Saat itu saya diajak seorang teman KKT yang pada saat itu dia mengajak salah seorang perangkat desa.





Saat itu hari sabtu, 03032012 suasana markas (tempat tinggal kelompok KKT saya) benar-benar sunyi karena teman-teman yang lain sudah pulang. Saya lupa jam berangkatnya yang jelas saat itu sang surya telah menyinari kami. Saat itu adalah saat musim durian di daerah sana (di masa terakhir). Setelah menititpkan sepeda di salah satu perkampungan warga terakhir di desa Rowosari (masih satu kecamatan dengan desa KKT saya), kami melintasi kebun durian,...(bayangkan saja kita melewati banyak banget pohon durian, ratusan-ribuan kali ya :p ) untuk menuju lokasi air terjun....

Untuk menuju lokasi air terjun sangat tidak mudah,..kita mesti menuruni tebing untuk turun ke sungai, ya jalurnya lewat sungai,... tebing kanan kiri keren dan buat saya merinding kalo-kalo ada apa-apa kek banjir, gempa... tidak lama kemudian kami sampai di air terjun rowosari yang pertama,...yang pertama,...total semuanya ada tujuh,... banyak cerita bahwa sedikit orang yang bisa melihat sampai tujuh air terjun itu...salah satu sebabnya adalah akibat banjir yang menyebabkan kondisi jalur tidak memungkinkan untuk dilewati..







Kami akhirnya sampai di air terjun ketiga dan itu adalah yang terakhir bagi kami, karena sudah merasa tidak mungkin lagi menyelesaikan destinasi ketujuh. Jalur yang licin dan berbahaya membuat kami berputar 180 derajat. Namun setidaknya kami telah berusaha dan bisa melihat hampir separo tujuh cucuran air yang memang tidak banyak orang tahu (semoga dengan saya menulis, banyak orang menjadi tahu hehe). Hingga kini air terjun itu masih menjadi sebuah misteri bagi saya karena tidak bisa menuntaskan sampai yang ke tujuh.















»»  Selengkapnya...

Minggu, 11 Oktober 2015

Lazio di Awal Musim 2015/2016

Lazio lebih mempunyai prestasi yang lebih dibanding tetangga sebelah. Persaingan itu terus berlangsung hingga kini. Pada awal musim ini (2015/2016) Sang Elang tengah bertengger di peringkat ketiga dibawah Fiorentina dan Internazionale dengan 6 pertandingan telah diselesaikan, dan menyisakan 32 pertandingan lagi. Dengan raihan 4 kali menang dan 2 kali kalah, Lazio harus terus berbenah agar tidak tersalip dan bisa menyalip agar berada di tiga besar secara konstan. Saya akan mencoba membahas tim ini.



Dengan komposisi pemain saat ini, kekuatan Lazio terletak pada "sayapnya". Kini Antonio Candreva, dan Felipe Anderson tidak sendiri, mereka mempunyai pelapis yang sepadan yaitu Ricardo Kishna, Keita Balde. Merekalah yang menjadi aktor dari gol-gol Lazio dan serangan Biancoceleste. Ditambah dengan adanya Sergej Milinkovic-Savic yang bertubuh besar dan mampu menjaga bola dengan baik. Ia merupakan gelandang masa depan. Di lini depan ketajaman Klose dan Djordjevic yang terganggu cidera kini punya pelapis Alessandro Matri yang memiliki karakter seperti Simone Inzaghi yang mampu menempatkan diri pada posisi yang bagus dan unggul fisik dibanding Simone.

Kendala Lazio ada pada lini tengah dan belakang. Di lini tengah ketika Lucas Biglia, Sang Kapten, cidera atau absen maka lini tengah Lazio akan mudah angin-anginan. Di berbagai pertandingan terlihat bahwa ketika Biglia absen lawan akan mudah bermain di depan para pemain belakang Lazio, lini tengah tak berkutik, tak mampu menyerobot bola, tak mampu merebut bola. Sehingga bek-bek Lazio bakal kewalahan jika dan mudah ditembus dengan mudah. Ditambah dengan kondisi bek kiri yang tidak begitu bagus, Radu mulai kehilangan kecepatan, brafheeid pun juga sudah dimakan umur. Dengan menempatkan kembali Senad Lulic di bek kiri merupakan pilihan yang tepat. Seringkali Lulic bermain optimal di posisi ini. Di posisi bek tengah, ketika Stefan de Vrij absen, adalah kondisi yang mengkhawaatirkan bagi para Laziale karena Mauricio begitu mudah mendapatkan kartu, Gentiletti yang belum kembali ke performa terbaiknya pasca cidera musim lalu, dan Wesley Hoedt yang masih muda dan dinilai belum cukup menghadapi lawan yang lincah dan cepat. Semoga bulan Januari bisa mendatangkan bek berkualitas. Dan diposisi kiper, Berisha tidak mampu melakukan penyelamatan yang fantastis, yang membuat Albania lolos ke Euro 2016. Ia terlihat tidak mampu berkomunikasi dengan para bek Lazio, seringkali ia membuat keputusan yang membuat ia kebobolan.

Menang, kalah, seri, bukan hal yang penting tapi kesetiaan adalah yang utama. :)



»»  Selengkapnya...

Belajar Teruslah Belajar

 Pada bulan Juni 2015, saya lupa tanggalnya :p ketika mengantar adik ke salah satu dinas di Kabupaten Jember, saya menjumpai beberapa burung Bondol Haji atau Emprit Haji atau Pipit Haji atau Peking Kaji atau Lonchura maja atau White-headed Munia yang terbang ke sana kemari. Lalu saya tersadar di tanah (pavingan) ternyata ada dua ekor burung yang masih anak-anak dan sedang belajar terbang. Ternyata itu adalah anak dari burung Emprit Haji. Orang tua Si Emprit Kecil tampak enggan turun ke bawah karena ada saya di situ. Kemudian saya berlagak kayak cameraman national geo :p diam tak bergerak agar sang hewan tak merasa terganggu. Dan akhirnya saya pun merekamnya dalam video :)

Video pertama


Video kedua


Video ketiga


Dalam kehidupan ini kita tidak pernah diajarkan untuk berhenti belajar. Proses belajar itu dimulai ketika kita sudah berada di rahim ibunda kita hingga ajal menjemput kita. Saat kita masih bayi, kita hanya bisa menangis meraung-raung, namun kini kita bisa melakukan banyak hal (termasuk bisa membaca blog ini :p ). Dan saat usia tua datang pun kita tak bisa melepas dari proses belajar, salah satu contohnya adalah dengan semakin maju dan canggihnya teknologi membuat banyak orang tua yang belajar bagaimana mengoperasikan gadget. Belajar itu mudah asal kita mau. Belajar itu bukan melihat siapa yang mengajari tapi apa yang bisa kita dapat dari siapapun itu. Yuk Belajar :)

»»  Selengkapnya...

Tetangga Pantai Watu Ulo

Pantai Watu Ulo adalah pantai legenda yang berada di Kabupaten Jember. Pantai ini merupakan pantai yang legendaris dimana dulu banyak orang yang mengunjungi "ekor ular" ini. Namun kini jarang orang yang datang ke tempat ini. Karena kini ia punya "tetangga baru yang lebih hijau" yang lebih disukai banyak orang yaitu pantai Pasir Putih Malikan atau terkenal dengan Papuma.


 Sumber gambar: www.flickr.com

Berbeda dengan Watu Ulo. Saya tidak akan membahas kelebihan atau kekurangan dari kedua pantai ini. Saya hanya akan menunjukkan video pantai papuma yang saya unggah di youtube. Biarkan anda sendiri nantinya yang akan menilai seperti apa papuma. :)

Ini yang pertama


Ini yang kedua


Ini yang terakhir

Bagaimana??? Mau kesana???


»»  Selengkapnya...

Sabtu, 14 Maret 2015

Hotel Bima (Jember Masa Lalu)

           Jika anda warga Jember atau pernah tinggal di Jember atau pernah ke Jember, pernahkah anda mendengar nama apotek bima? Ya apotek yang sudah berdiri sejak lama di Jember itu adalah salah satu sejarah yang ada di Jember yang masih eksis sampai sekarang. Selain ada apotek bima, ada juga hotel Bima, namun sayang kiprahnya tidak bisa sepanjang umur apotek bima. Hotel Bima yang dulu bertempat di tengah kota Jember ini kini berubah menjadi sebuah toko besar bernama Nico Busana. Sejujurnya saya sudah tidak ingat lagi kapan pastinya perubahan hotel bima itu menjadi Nico Busana. Yang pasti saat saya masih SD, Hotel Bima masih ada. Berikut penampakan Nico Busana yang dulu Hotel Bima, secara fisik (dari luar) tidak ada yang berbeda


»»  Selengkapnya...

Jumat, 13 Maret 2015

Bentoel Galatama Jember

Jember,...
Tahukah anda  letak kota Jember?

Ya, sebuah kota di Jawa Timur. Jika anda pernah mengenal JFC (Jember Fashion Canaval) maka itulah salah satu ikon kota kami,....Maka, saya anjurkan anda untuk berkunjung ke kota kami,..kota sejuta misteri....
Yap, saya menyebutnya sejuta misteri karena saya sendiri masih belum paham benar akan sejarah salah satu kota terbesar di Jawa Timur ini. Meskipun saya sendiri adalah orang Jember,..ironis memang...namun bukan berarti hal yang tabu untuk saya sampaikan, karena saya saat ini masih berusaha mengenal Jember dengan cara saya sendiri.. :)

Salah satu sejarah yang mungkin banyak yang lupa atau masih belum tahu mengenai Jember adalah tentang sepakbolanya,... Jika saat ini anda mencari di search engine tentang klub sepak bola di Jember, mungkin yang sering anda jumpai adalah Persid Jember ataupun Jember United. Ya Persid Jember adalah klub sepak bola Jember yang sudah lama melintang di pentas persepakbolaan nasional, meski belum pernah mencicipi kasta teratas kompetisi nasional, sedangkan Jember United adalah klub yang tergolong masih baru, namun prestasinya tidak kalah dengan seniornya Persid Jember...Bahkan baru-baru ini Jember United Jr menjadi kampiun di kejuaraan usia dini, Piala Suratin 2014 setelah mengalahkan Persis Jr di babak final.

Bahkan pemain-pemain yang kini berkiprah di pentas nasional juga ada yang berasal dari Jember, sebut saja Andik Vermansyah, Bayu Gatra. Namun bagaimana dengan sepakbola Jember di masa lalu...

Setelah saya menelusuri beberapa blog yang ada, saya berhasil menghimpun beberapa data bahwa ternyata dahulu Jember punya klub semiprofesional yang bernama Bentoel Galatama. Dari namanya saja mungkin kita bisa mengira bahwa klub ini disponsori oleh salah satu produsen rokok yang terkenal "pada waktu itu". Meski cuma satu musim mengarungi pentas kompetisi Galatama, sebuah kompetisi semiprofesional-profesional yang pernah ada di Indonesia, namun Bentoel Galatama pernah "menyumbangkan" pemainnya ke tim Kramayudha Tiga Berlian (KTB) yang saat itu favorit juara dan sedang berkiprah di pentas internasional dalam even Piala Winners Asia 1991. Pemain itu adalah Gunung Ginting, pada saat itu bukan hanya saja Ginting yang dipinjam KTB, ada beberapa nama seperti Yusuf Ekodono (Persebaya) dan Fachri Husaini (Petrokimia Putra Gresik). 

Tak banyak info yang bisa saya dapatkan mengenai siapa saja yang bermain untuk Bentoel Galatama pada saat itu...dan satu lagi yang baru yang bisa saya dapatkan adalah posisi Bentoel Galatama pada saat itu berada di posisi 14 dari 20 tim peserta. Yah meskipun tidak begitu bagus namun itu adalah sebuah sejarah yang tidak bisa kita lupakan begitu saja.

Mugkin itu yang bisa saya bagi disini maaf kalau ada data yang tidak valid, mohon koreksinya ya..


sumber: online



»»  Selengkapnya...

Menghidupkan Sang Letkol ( Moch. Sroedji )

 Hidup di Indonesia tentu takkan asing mendengar kata pahlawan ataupun pejuang. Setiap daerah tentu mempunyai pahlawan masing-masing, tak terkecuali di Jember. Sebuah kota yang tidak seramai Surabaya, tidak sepadat Jakarta, kota yang di dalamnya menyimpan banyak misteri sejarah yang patut diungkap. Termasuk sejarah kepahlawanan yang melegenda di kawasan eks karisedenan Besuki, seorang patriot, seorang teladan bagi masyarakat, teladan bagi para generasi muda. Pahlawan itu memang tak banyak terekspos namun berbagai cerita dari para pelaku sejarah, sanak keluarga dari pelaku sejarah, maupun dari artikel yang ada (baik di media cetak maupun maya) mengatakan bahwa ada seorang pemimpin yang dengan gigih dalam berjuang melawan koloni Belanda, dia rela mengorbankan segalanya demi masa depan bangsa Indonesia. Dan orang-orang memanggilnya Letkol Moch. Sroedji, sosok pahlawan dari Jember.
                Bagi masyarakat Jember sudah sepatutnya tahu bahwa Letkol Moch. Sroedji adalah seorang pahlawan yang patut diteladani. Beliau merupakan sosok yang luar biasa, luar biasa peduli, luar biasa semangatnya, luar biasa kegigihannya. Sebuah usulan agar Letkol Moch. Sroedji menjadi pahlawan nasional adalah sebuah hal yang patut diperjuangkan. Ini dikarenakan perjuangan beliau benar-benar luar biasa, khususnya pada saat berjuang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948-1949. Jika anda belum mengenal atau belum tahu bagaimana perjuangan beliau, saya merekomendasikan sebuah buku berjudul Sang Patriot yang ditulis oleh salah seorang cucu beliau. Dalam buku tersebut kita bisa merasakan sebuah perjalanan hidup yang singkat dari seorang Moch. Sroedji. 66 tahun yang lalu beliau gugur dalam usia yang tergolong muda (34 tahun) sebagai syuhada (insyaAllah), sebagai komandan brigade pada pertempuran maut di desa Karangkedawung, Jember. Dimana beliau juga sampai rela meninggalkan istri dan keluarganya demi masa depan rakyat Indonesia.
Saya sebagai putra daerah sejatinya tidak pernah mendengar kisah dan, tidak pernah tahu seperti apa sosok serta kisah Moch. Sroedji sampai saya bergabung di Pramuka Unej. Di sana saya bisa tahu dan sedikit merasakan apa yang telah beliau lakukan dalam perjuangannya. Dalam napak tilas Letkol Moch. Sroedji (nalasud) yang dilaksanakan Pramuka Unej, saya merasakan sebagian kecil dari perjalanan wingate action yang dilaksanakan beliau bersama 5000 rombongannya. Menyusuri jalanan setapak melintasi sungai, persawahan, hutan, jalan desa sejauh kurang lebih 150 km. Memang kami yang hanya menapaki jarak 150 km dengan kondisi sekarang jelaslah berbeda 180 derajat. Jika kami lebih banyak berjalan di bawah sinar matahari, maka dulu Sang Letkol beserta rombongannya lebih banyak berjalan di bawah sang rembulan agar tidak ketahuan musuh. Jika kami mudah untuk mendapatkan logistik maka dulu logistik Sang Letkol beserta rombongan sangat terbatas, hanya ketika melintasi perkampungan penduduk mereka bisa berharap banyak, selebihnya mereka bertahan di alam. Jika kami berjalan tanpa ada rasa kekhawatiran yang besar maka Sang Letkol berjalan dengan penuh kekhawatiran, bagaimana jika mereka dihadang atau bertemu musuh, bagaimana jika mereka tiba-tiba disergap musuh, bagaimana jika keberadaan mereka diketahui musuh. Sungguh perjalanan yang berat, dengan kondisi keadaan perang, beliau mampu pemimpin dan meramu strategi agar rombongannya bisa bertahan dan sukses dalam misi wingate action. Sebagai seorang komandan, beliau turut ikut turun dan berada di garis terdepan demi rakyatnya dan masa depan bangsa ini.
Dari cerita yang pernah saya dengar dan dari buku Sang Patriot tergambar bahwa Letkol Moch Sroedji benar-benar sosok yang bersahaja. Saya tidak tahu apakah hal ini adalah satu-satunya di Indonesia atau sebuah hal yang jarang terjadi, bahwa makam beliau tidak berada di Taman Makam Pahlawan melainkan berada di Tempat Pemakaman Umum, ini adalah wasiat beliau yang ingin dimakamkan berdampingan dengan rakyat Indonesia yang juga ikut berjuang dengan membela para tentara gerilya tanpa pamrih. Sebagai seorang komandan, beliau sangat pantas untuk diteladani karena dalam keseharian beliau mencerminkan seorang manusia yang sederhana, mudah bercengkerama dengan orang-orang disekitarnya, tutur katanya mampu memotivasi banyak orang, dan sebagai kepala keluarga beliau juga luar biasa, ketika dalam perjuangan beliau tak pernah lupa dengan keluarganya meski terpisah jarak yang jauh. Dan saya rasa pengajuan beliau sebagai pahlawan nasional sangat beralasan. Bagaimana tidak, saat beliau melakukan perjalanan wingate, Belanda menetapkan Moch. Sroedji sebagai buron dengan imbalan 1000 gulden. Itu membuktikan bahwa posisi dan keberadaan beliau menjadi ancaman yang nyata bagi Belanda serta beliau merupakan sosok yang berpengaruh dalam mempertahankan kemerdekaan ini dalam medan pertempuran khususnya di daerah Jawa Timur. Bagaimana tidak, setelah beliau gugur, jasad beliau diperlakukan dengan keji dan tidak manusiawi oleh tentara Belanda, jasad dibuat nyaris hancur, beberapa bagian tubuhnya ada yang dipotong, serta diseret truk sejauh 40 km hanya untuk mematahkan semangat dari sisa pejuang yang ada.
Sebagai masyarakat Jember saya merasa bangga memiliki sosok pahlawan yang begitu patriot dalam perjalanan sejarah perjuangan beliau. Namun tidak hanya itu saja, saya berharap generasi muda sekarang bisa tahu bagaimana sejarah ini terukir. Karena melihat kondisi realita sekarang, banyak pemuda yang lupa akan sejarah, tidak peduli, terkesan acuh padahal sejarah adalah salah satu hal yang pokok yang tidak bisa dihilangkan dari syarat kemajuan dan perkembangan suatu bangsa. Sejarah memiliki banyak pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya sehingga dalam menyongsong masa depan, bangsa ini mampu lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Sangat miris jika generasi muda tidak tahu sejarah, tidak kenal siapa pahlawan lokal di daerahnya, apalagi pahlawan nasional. Di negeri ini banyak sekali pahlawan, patriot, tapi seiring dengan kemajuan zaman mereka banyak terlupakan atau bahkan dilupakan. Bahkan tidak hanya itu, rasa nasionalisme, rasa bangga akan bangsa, rasa memiliki terhadap bangsa, rasa cinta terhadap tanah air kini semakin memudar. Perjuangan dengan pengorbanan harta, darah, nyawa akan sia-sia belaka jika nantinya masyarakat sudah tidak lagi memiliki kesadaran akan berbangsa dan bertanah air.

Memang tak banyak generasi muda atau bahkan masyarakat Jember yang masih belum tahu perjuangan Sang Letkol, hal itu dikarenakan tidak banyak data atau info yang ada. Namun sejak salah seorang cucu beliau menulis buku Sang Patriot yang menggambarkan kehidupan dan perjuangan beliau dan beberapa orang yang peduli akan sejarah kota Jember ini, saya optimis bahwa Sang Letkol akan kembali lahir kembali dalam jiwa-jiwa masyarakat khususnya generasi muda. Dengan berbagai program telah dilaksanakan untuk menghadirkan kembali sosok Sang Letkol yang menyejarah ini. Terutama dengan dijadikannya Sang Letkol menjadi pahlawan nasional, ini akan membuka jalan keinginan masyarakat seperti apa sosok Letkol Moch. Sroedji. 
»»  Selengkapnya...

My Profil