Rabu, 26 Juni 2013

Posisi Kita di mana?

Berapakah usia anda saat ini?
Tahukah anda selama hidup ini, kenapa anda berada ditengah-tengah masyarakat? Jika anda seorang mahasiswa, kenapa anda berada ditengah-tengah para pemuda? Sebuah pertanyaan yang terkadang tak pernah kita pikirkan sebelumnya.

Dalam Islam, perilaku sosial merupakan salah satu unsur dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia dalam segi bathiniyah diciptakan dari berbagai macam naluri, di antaranya memiliki naluri baik dan jahat. Naluri baik manusia sebagai makhluk sosial itulah yang disebut fitrah, dan naluri jahat apabila tidak dituntun dengan fitrah serta agama akan menjadi naluri yang bersifat negatif.

Dalam Alquran telah dijelaskan mengenai naluri manusia sebagai makhluk sosial dan tujuan dari penciptaan naluri tersebut:

“Kami telah menentukan di antara mereka keadaan hidup mereka di dunia ini, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka daripada sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka mengambil manfaat dari sebagian lain.” (QS Az-Zukhruf: 32)

Di lain sisi, Rasulullah Saw telah banyak memberikan contoh dan teladan yang universal tentang perilaku sosial dalam masyarakat. Seperti ketika Rasulullah Saw berada dalam sebuah majelis berkumpul bersama para sahabat, ketika itu para sahabat banyak yang datang dari golongan rendah (miskin). Seperti Salman al-Farisi, Ammar bin Yasir, Suhayb Khabab bin Al-Arat. Mereka berpakaian sederhana, kusut dan jubah bulu yang tradisional. Meskipun demikian, merekalah sahabat setia Rasulullah dalam memperjuangkan risalah dan dakwah Islam.

Dalam majelis itu juga hadir para bangsawan. Mereka melihat para sahabat dengan tatapan kurang nyaman karena akan duduk berdekatan dengan rakyat miskin yang tidak lain merupakan sahabat Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw mengajarkan serta memberikan teladan kepada umat mengenai perilaku sosial yang harus ada dalam jiwa umat Islam. Tidak adanya perbedaaan antar golongan, maupun saling menjatuhkan dan saling mengunjing, karena sesungguhnya Allah SWT tidak melihat rupa, harta dan derajat seseorang. Allah SWT akan melihat ke dalam hati umat manusia yang bertakwa, Innallah la yandzuru ila ajsadikum, wa la ila suwarikum, wa laiknna allah yandzuru ila qulubikum.

Di sinilah letak Islam sangat menjunjung tinggi perilaku sosial antar umat manusia. Perilaku yang bersifat menindas serta merendahkan martabat manusia hanya untuk kepentingan sebelah pihak semata, sangat dilarang dalam Islam. Dan Islam mengajarkan tasammuh yang lebih universal, tidak memandang dan berpihak hanya kepada golongan tertenu namun kepada umat manusia secara keseluruhan. Itulah perwujudan dari hablumminannas.(ROL)

Sebagai umat muslim kita mempunyai tugas-tugas yang harus kita laksanakan, salah satunya adalah meneruskan perjuangan Rasulullah saw. Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita saling mengingatkan saudara-saudara kita agar tetap berada di jalan yang Haq, sebuah jalan kebenaran.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. 16 : 125).

Sebuah fenomena bagi seorang kader dai, seorang aktifis dakwah (kampus), bahwa keberadaannya di lingkungan para mahasiswa (pemuda) merupakan sebuah harapan agar Islam kembali berada dalam kejayaan. Memberikan sebuah andil besar dalam perubahan moralitas dan spiritualitas.  Namun di lapangan, ada juga yang terkadang melupakan posisinya sendiri berada di mana, anggota rohis/uki/ski/dsb menjadi sasaran utama yang malah menyebabkan lupa akan teman-temannya baik sejurusan, seangkatan, bahkan sekelas. Memang tidak ada yang salah dengan prioritas utamanya, namun itu adalah sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah kenapa teman-teman kita (sejurusan/seangkatan/sekelas) berada dalam jalan yang salah...???

Kita sebagai aktifis dakwah memang mempunyai tugas untuk berdakwah, bukan berdakwah kepada kader saja tapi kepada mereka yang belum memahami Islam ini dengan baik dan benar. Kalau kita merenung, sebenarnya tugas kita sangatlah berat. Tapi satu hal yang perlu diingat, yaitu kita adalah sebagai penerus perjuangan Rasulullah Saw., tugas kita menyampaikan apa yang sudah diwariskan oleh Rasulullah Saw. namun bukan sekadar menyampaikan. Masalah sasaran/target kita mau berada di jalan yang benar atau tidak itu adalah urusan Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Sekali untuk para pejuang Islam, jangan lupakan posisimu berada. Ada kawan-kawanmu yang sebenarnya masih butuh perhatian kita. 

Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Profil